Daftar Kosakata Bahasa Indonesia Yang Jarang Digunakan

albabbarrosa – Kata yang Jarang Digunakan. Berkembangnya zaman memang membawa banyak perkembangan pada segala bidang. Dalam hal kosakata bahasa Indonesia, ada banyak sekali kosakata yang baru muncul seiring berkembangnya teknologi informasi.

Contoh, kata “Swa Foto” mungkin beberapa diantara kamu tidak faham kan dengan kosakata tersebut, karena kamu lebih mengenalnya dengan “Foto Selfie”.  Saya kurang tahu kapan kata swa foto secara resmi dicantumkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Akan tetapi, kata selfie sendiri secara resmi tercantum dalam Oxford English Dictionary versi daring (daring itu online -_-) pada tahun 2013.  

Selain efek positif pada jumlah kosakata, Kemajuan zaman juga memberi efek negatif (bukan salah zamannya sih) terhadap jumlah kosakata. Nyatanya sudah banyak kosakata bahasa Indonesia yang mulai terlupakan karena jarang dipakai dalam kehidupan sehari hari.  

  Ada banyak alasan kenapa kosakata asli justru jarang dipakai. Menurut mereka, kosakata asli tersebut kurang enak didengar jadi mereka lebih memilih kosakata lain (kata bahasa lain), apakah kamu juga seperti mereka?. Mirisnya lagi adalah, ketika ada yang menggunakan bahasa yang sesuai dengan KBBI malah dianggap kudet, kurang gaul.  

Harusnya kita bangga dengan kayanya kosakata bahasa Indonesia. Namun pada kenyataanya banyak yang jarang memakai atau bahkan tidak tahu kosakata asli bahasa Indonesia. Padahal Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa kementrian Pendidikan dan Kebudayaan sudah berjuang dengan keras demi lestarinya kosakata bahasa indonesia dengan membuat Website KBBI yang bisa diakses dengan mudah secara online, dan sudah terdapat lebih dari 127 ribu kosakata.

Well, they say people come, The say people go. This particular diamond was extra special -ColdPlay – Everglow-

Berikut ini beberapa kata asli (Indonesia) yang sering terlupakan dalam penggunaan berbahasa (Indonesia). Tidak sering digunakanya kata tersebut disebabkan oleh beberapa faktor antara lain langka digunakan oleh pengguna bahasa yang dilatarbelakangi olh ketidaktahuannya atau lebih senang menggunakan istilah asing.

Kata Kudapan

Kata kudapan kurang produktif digunakan oleh pengguna bahasa jika dibandingkan dengan kata yang bersinonim dengan kudapan yakni snack yang bermakna makanan ringan atau makanan kecil. Kata Sangkil-Mangkus   Kata sangkil-mangkus sudah sangat jarang digunakan, bahkan mungkin sudah tidak ada yang menggunakan, dan saya rasa kamu pasti baru tahu dengan kosakata ini (saya jugaT_T). Kata sangkil-mangkus lebih sering digantikan dengan kata efektif-efisien.

Baca Juga :  Macam Macam Singkatan dan Akronim dan Kaidah Penulisan

Kata Dedah

Kata dedah barangkali menjadi barang langka dalam penggunaan bahasa Indonesia. Kebanyak orang lebih memilih menggunakan kata ‘deskripsi’ yang memiliki makna penjabaran.

Kata Dadah

Istilah yang satu ini saya yakin pemuda pemudi sudah tidak ada tahu yang tahu artinya. Karena memang kata ini jarang sekali digunakan oleh pengguna bahasa, dan kata padanannya lah yang mendominasi yaitu kata doping (drug).

Kata Tukas

Kata tukas bermakna menuduh tanpa alasan yang cukup. Misalnya: dompetnya di tas raib. Dengan pikiran kalut dia menengok ke kiri dan ke kanan. “pasti engkaulah yang mengambilnya,” tukasnya kepada orang itu.

Kata Daring – Luring

Kayaknya semua netizen indo tidak ada yang tahu dengan istilah yang satu ini. Padahal istilah ini adalah kegiatan mereka sehari hari. Padanan kata ini yang lebih populer adalah Online – Offline. Bukan seutuhnya salah masyarakat, akan tetapi memang terbatasnya pemahaman dan pengenalan terhadap kata kata tertentu, yang berdampak kepada meniminya yang menggunakan kata tersebut.

Selain itu juga karena gengsi masyarakat yang begitu tinggi, yang menganggap menggunakan istilah asing kelihatan lebih keren dan gaul. Faktor jarang membaca juga menjadi penyebabnya, sehingga kesadaran akan berbahasa menjadi sangat minim.   Mari sama-sama kita lestarikan kosakata bahasa kita, dengan sadar berbahasa. Lebih baik kita mewariskan harta kita sendiri kepada anak cucu kita meskipun sedikit, daripada mewariskan sesuatu yang bukan milik kita.