Pengertian dan Macam Macam Variasi Bahasa Dalam Ilmu Sosiolinguistik

albabbarrosa – Pengertian Variasi Bahasa. Sebuah bahasa menjadi bervariasi karena masyarakat bahasanya yang beragam dan bahasa itu sendiri digunakan untuk keperluan yang beragam pula. Siapa yang dimaksud dengan Masyarakat Bahasa?. Masyarakat bahasa adalah mereka yang merasa memiliki dan menggunakan suatu bahasa.

Jika dikaitkan dengan bahasa Indonesia, maka masyatakat bahasa indonesia adalah semua orang yang merasa memiliki dan menggunakan bahasa indonesia. Jika kamu merasa memiliki dan menggunakan bahasa jawa, maka kamu termasuk masyarakat bahasa jawa.  

Keberagaman masyarakat bahasa bisa dilihat dari status sosial, latar belakang budaya, tempat tinggal, jenjang pendidikan, ekonomi dan lain lain. Karena latarbelakang dan lingkungan yang tidak sama, maka akan sangat wajar jika bahasa yang mereka gunakan beragam pula. Bahkan seringkali variasi atau ragam tersebut mempunyai perbedaan yang cukup besar.  

Maka dapat ditarik kesimpulan tentang pengertian variasi bahasa, bahwa Variasi Bahasa adalah keragaman yang terjadi pada sebuah bahasa dalam digunakannya bahasa tersebut. Variasi bahasa inidibagi menjadi 3 macam yaitu; Idiolek, Dialek, dan Ragam Bahasa.

Pengertian dan Contoh Idiolek

Mungkin kamu tidak menyukai suara kamu, mungkin orang mengejeknya, tetapi itulah satu-satunya suara. satu-satunya sumber kekuatan kamu -Peter Elbow-

Menurut Abdul Chaer dalam bukunya Linguistik Umum, idiolek adalah variasi atau ragam bahasa yang bersifat perseorangan. Karena setiap orang tentu memiliki ciri khas bahasanya masing masing, bisa ciri khas dalam menyusun kata, atau pemilihan kata, dan juga pengucapan sebuah kata.  

Sedangakan menurut kridalaksana, idiolek adalah keseluruhan ciri kebahasaan pada diri seseorang. Adapun ciri kebahasaan tersebut mencakup aspek linguistik dan para linguistik. Ciri tersebut membentuk suatu identitas yang melekat pada diri penuturnya.  

Baca Juga :  Perbedaan Pidato, Khotbah, Orasi, dan Ceramah Beserta Contohnya

Setiap orang tentu memiliki ciri khas bahasanya masing masing. Kalau kamu suka membaca banyak karangan, kamu akan menemukan perbedaan gaya bahasa atau gaya tutur, misalnya tulisan dari Hamka memiliki gaya bahasa yang berbeda dengan tulisan dari Sutan Takdir Alisyahbana.  

Ciri khas tersebut kadang berupa penambahan kata yang sebenarnya tidak memiliki makna, bukan juga sebagai penjelas, hanya sebatas imbuhan dari si penutur karena sudah menjadi kebiasaannya. Contohnya adalah, jika kamu suka nonton anime Naruto, kamu pasti tahu bahwa Naruto mempunyai ciri khas bicara. Yaitu; dia selalu memberi imbuhan kata “datte-bayo” di akhir bicaranya (tidak di setiap dia bicara, hanya pada kalimat kalimat tertentu). Kata tersebut tidak mempunyai sebuah arti, coba saja kamu perhatikan subtitelnya.  

Idiolek bisa juga pengulangan sebuah kata yang juga sama tidak mempunyai arti, dan bukan sebagai penjelas. Contohnya, saya punya teman (mungkin temanmu ada yang sama) dia selalu mengulang kata katat terntu dan menaruhnya diakhir kalimatnya. Misalnya dia bertanya kepada saya “kamu sudah makan kah?” namun karena idioleknya pertanyaan tersebut berubah menjadi “kamu sudah makan kah kamu?” atau pernyataann seperti “kok tadi aku ga lihat kamu” dirubahnya menjadi “kok tadi aku ga lihat kamu tadi”.   Nah apakah kamu sudah mengetahui idiolek kamu? Menarik juga kan untuk dibahas.

Pengertian Dialek dan Contoh Dialek

Apa itu dialek? Dialek adalah variasi bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat pada suatu tempat atau suatu waktu. Misalnya bahsa jawa, kita tahu bahwa bahasa jawa surabaya, bahasa jawa banyumas, bahasa jawa solo, bahasa jawa tegal mempunyai dialeknya masing masing. Kalau kamu orang jawa pasti kamu bisa mengetahui dia dari mana hanya dengan dialeknya.  

Baca Juga :  Daftar Kosakata Bahasa Indonesia Yang Jarang Digunakan

Variasi bahasa berdasarkan tempat lazim disebut dengan istilah dialek regioanl, areal, atau dialek geografi. Sedangkan variasi bahasa yang digunakan pada waktu tertentu, misalnya bahasa indonesia zaman balai pustaka, bahasa indonesia zaman orde baru lazim disebut dengan dialek temporal atau disebut juga kronoleg. Sedangkan variasi bahasa yang digunakan masyarakat dengan status sosial tertentu lazim dikenal dengan sosiolek atau dialek sosial.  

Dialek bahasa jawa kudus, orang kudus lazim menambahkan kata “re” “indonesia: kok” disetiap akhir kalimat yang berupa penyangkalan. Contoh “ga ono re” “indonesia: ga ada kok”. Kata “re” tersebut hanya dipakai oleh orang kudus, atau orang luar kudus yang terbiasa beraktivitas di kota kudus.  

Dalam bahasa Indonesia, dialek tersebut bisa dilihat pada orang orang Betawi, salah satu yang menjadi ciri khas dialek betawi adalah mengubah huruf “a” pada akhir kata dengan huruf “e”. Contoh “pergi kemana? Berubah menjadi “pergi kemane” “sama siapa” berubah menjadi “same siape” “ngopi ngapa ngopi” “emang ngapa sih ga boleh, sombong amat –mandrak-“. Kata “lo” “gue” juga menjadi dialeknya orang betawi (CMIIW).

Pengertian Ragam Bahasa dan Penggunaan Ragam Bahasa

Ragam atau ragam bahasa adalah variasi bahasa yang digunakan dalam situasi, keadaan, aau untuk keperluan tertentu. Sedangkan untuk situasi formal digunakan ragam bahasa yang disebut ragam baku atau ragam standar. Utnuk situasi yang tidak formal digunakan ragam yang tidak baku atau ragam nonstandar atau lazim disebut dengan istilah bahasa sehari-hari. Untuk keperluan pemakaiannya antara lain ada ragam bahasa militer, ragam bahasa ilmiah, ragam bahasa jurnalistik, dan ragam bahasa hukum.  

Pada situasi resmi ragam bahasa dikenal dengan istilah ragam bahasa tinggi (ragam bahasa T) sedangkan dalam situasi yang tidak resmi dikenal dengan ragam bahasa rendah (ragam bahasa R). Dalam bahasa Yunani ragam bahasa T dikenal dengan Katherevusa, ragam bahasa R disebut dhimetiki. Dalam bahasa Arab, ragam bahasa T dikenal dengan al-fusha, sedangkan ragam bahasa r dikenal dengan ad-darij.   Keragaman memang menciptakan sesuatu yang indah untuk ditelaah atau untuk sekedar dikagumi. Semoga artikel tentang pengertian variasi bahasa ini bermanfaat. Sampai jumpa di artikel berikutnya . . .

Baca Juga :  Perubahan Fonologi dan Morfologi Bahasa Indonesia

Gambar oleh Biljana Jovanovic dari Pixabay