Bentuk Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat


Gambar oleh StockSnap dari Pixabay

Bentuk hubungan sekolah dengan Masyarakat


Menurut Drs. Ngalim Purwanto dkk. (1975) hubungan sekolah dengan masyarakat mencakup hubungan seekolah dengan sekolah lain, sekolah dengan pemerintah setempat, sekolah dengan instansi dan jabatan lain, dan sekolah dengan masyarakat pada umumnya. Selanjutnya di uraikan bahwa  hendaknya hubungan itu merupakan hubungan kerja sama yang bersifat pedagogis, sosiologis, dan produktif yang dapat mendatangkan keuntungan dan perbaikan  serta kemajuan bagi kedua belah pihak.


Tinjauan yang lain(Drs. Ismed Syarief dkk. 1976) menekankan bahwa sekolah itu mesti berada di tengah-tengah masyarakat, Karna itu sekolah mau tidak mau harus berhubungan dengan masyarakat.[1]


Di katakan bahwa lembaga pendidikan dan masyarakat bukan hannya sekedar menjalin hubungan, tetapi lebih kepada komunikasi, dan keluasan makna ini akan berdampak terhadap harmonisasi hubungan sekolah dengan masyarakat sehingga pada gilirannya dapt tercipta jika masing-masing elemen yang menjadi pelengkap hubungan tersebut dapat terpelihara serta masing-masing memberikan dukungan satu sama lainnya. Dengan kata lain sekolah membuahkan hasil berupa kerja sama, dan kerja sama tersebut akan terlaksana dengan baik jika terjadi komunikasi  yang kondusif yang mengarah kepada keduanya. Berikut ini akan di sebutkan bentuk-bentuk hubungan Sekolah dan masyarakat, diantarranya yaitu:


1.    Kerja sama Sekolah dengan Orang tua siswa


a.    Saling membantu dan mengisi

Yaitu mengatur hubungan sekolah dengan orang tua murid. Di dalam GBHN di tegaskan bahwa pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, orang tua dan masyarrakat. Oleh karna itu hendaknya proses pendidikan antara di rumah dan di sekolah harus di selaraskan, jangan sampai di sekolah di bina dan dii teerbitkan, tetapi selama di rumah di biarkan atau srbaliknya.
Baca Juga :  Apakah Hubungan Romantis Berpengaruh terhadap Kesejahteraan Psikologis?


Hendaknya guru selalu memberi informasi kepada orang tua siswa mengenai segi-segi positif dan negatif anak mereka, dengan mengetahui sisi positif dab negatif anak, guru bersama orang tua siswa dapat melakukan pembinaan semestinya.


b.    Membantu keuangan dan barang


Orang tua siswa yang mengetahui berbagai kekurangan sarana sekolah dapat memberikan bantuan,baik berupa uang maupun barang dalam pembangunan sekolah.


2.    Kerja Sama secara Organisasi


Di dalam GBHN di tegaskan bahwa pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, orang tua dan masyarakat. Masyarakat terdiri atas kelompok-kelompok dan individu-individu yang yang berusaha menyelenggarakan pendidikan atau membantu usaha-usaha pendidikan. Dalam hal ini adalah memelihara hubungan baik dan BP3, Organisasi ini akan lni akan lebih efektif  bila sekolah mampu menggerakkan dan memanfatkan potensi  yang ada, umpamanya:


a.    Para dokter untuk duduk pada seksi UKS bahkan untuk mendirikan poliklinik sekolah.

b.    Para insinyur untuk memberikan saran-saran dalam pembangunan sekolah.

c.    Para tokoh pendidikan dan anggota masyarakat lainnya dalam upaya peningkatan  mutu dan merebut tempat pada seko[lah yang lebih tinggi maupun unntuk keetrampilan dan kurikulum muatan lokal.

d.   Para pejabat dalam bidang keamanan intuk peningkatan ketahanan sekolah seperti penyuluhan  tentang narkoba dan miras.

e.    Para profesional, pejabat dan pengusaha lainnya yang juga akan dengan suka rela membantu sekolah dan kepentingan anak-anak nya.

f.     Para pemuka untuk meningkatkan Imataq.[2]

3.    Meberi pengertian kepada masyarakat tentang fungsi sekolah , melalui bermacam-macam teknik komunikasi (Majalah, surat kabar, Mendatangkan sumber).

Apabila asas-asas atau prinsip-prinsip dari public relations di laksanakan oleh sekolah dalam rangka pembinaan kehidupan sekolah , maka kegiatan publik relations  sekolah memperoleh sebutan tersendiri yang lebih di kenal sebagai publisitas sekolah. Sama halnya dengan Humas, publisitas sekolah ialah segala aktifitas yang di wujudkan untuk menciptakan kerja sama yang harmonis antara sekolah dengan publiknya, dengan memulai usaha memperkenalkan beserta seluruh kegiatan-kegiatannya kepada masyarakat untuk memperoleh simpati dan pengertian mereka.[3]








[1]B. Suryosubroto, Managemen Pendidikan di Sekolah (Jakarta:PT RINEKA CIPTA,2014), hlm.160.

.

[2] .B. Suryosubroto, Humas dalam Dunia Pendidikan, (Yogyakarta:Mitra Gama Widya, 1998),hlm.55-62.

[3]Op.cit,  B. Suryosubroto, Managemen Pendidikan di Sekolah), hlm.161.