Image by NikolayFrolochkin from Pixabay
Puisi cinta sekarang mulai eksis lagi, bukan untuk ajang skill literasi, melanin untuk keperluan update status facebook, history Whatsapp, dan Instastory. Tak mengapa yang penting sudah ada rasa cinta terhadap sastra dan literasi.
Puisi cinta bukan hanya untuk kekasih aja, sajak cinta juga cocok untuk ibu dan ayah, karena mereka juga bagian dari cinta kita dan mungkin cinta terbesar kita.
Apa itu Sajak?
Dikutip dari kbbi daring, Sajak merupakan gubahan sastra yang berbentuk puisi. Sajak juga berarti bentuk karya sastra yang disajikan dalam bentuk baris-baris yang teratur dan terikat. Pengertian lain dari sajak adalah sebuah karya sastra yang memfokuskan keindahannya pada bunyi bahasa, baik kesamaan bunyi, kontras dari sebuah bunyi.
Sajak sudah menjadi bagian dari karya sastra sejak dulu, dan harus kita pertahankan sebagai warisan budaya leluhur. Mungkin diantara kalian sudah diperkenalkan sajak sejak kecil. Saya sendiri mendapat pelajaran sastra bahasa indonesia sejak duduk di bangku SD.
Bukan hanya keindahan bunyi di setiap akhir bait, pemilihan diksi juga diperhatikan. Kita harus bisa memilih dan memilah diksi indah yang akan digunakan dalam sajak tersebut. Pemilihan diksi yang tepat akan meningkatkan kualitas dari sajak, dan membuat pembaca terlarut dalam sajak buatanmu.
Puisi Cinta Untuk Ibu
Mama, bukan maksudku membuatmu menangis. Bila esok aku tak kembali lagi. Mama, aku tak ingin mati. Kadang aku berfikir berharap tidak pernah dilahirkan sama sekali. – Queens, Bohemian Rapshody
Bunda…. Engkaulah muara kasih dan sayang. Apapun pasti kau lakukan. Demi anakmu tersayang. Bunda… Tak pernah kau berharap budi balasan, atas apa yang kau lakukan. – Erie Suzan, Muara Kasih Bunda
Tangannya memegangiku dengan kuat saat aku bernafas kali pertama. Tangannya dengan lembut mengajariku melangkahkan kaki kali pertama. Tangannya mendekapku dengan hangat saat air mata menetes kali pertama. – Maggie Pittman
You showed me
When I was young just how to grow
You showed me
Everything that I should know
You showed me
Just how to walk without your hands
‘Cause mom you always were
The perfect fan – The Backstreet’s Boys, The Perfect Fans
Bunda… Tangisku kau ubah canda tawa. Sedihku kau ubah riang gembira. Marahku kau ubah kasih cinta. Takutku kau ubah senyum menyapa. Bunda… Kau begitu tulus mencintai. Kau begitu tulus merawatku. Kau begitu menginspirasi. Kau begitu memotivasi. Bunda…. you are the reflection of wow. – Zakia S. Jamal
Bund… Ingat ga dulu bunda selalu membelai rambutku sebelum tidur
Bund… Ingat ga dulu aku selalu menantimu di halaman rumah ketika bunda pulang kerja
Bund… Dulu aku tak tahu kalau gajimu hanya cukup untuk kebutuhan sehari
Tapi bunda selalu membelikanku jajan ketika pulang kerja
Bund… Dulu aku tak tahu bunda selalu berbohong agar aku tersenyum
Dulu aku tak tahu apa-apa sosok dibalik bunda
Bund… Sekarang aku udah ngerti kok bund
Bahwa aku hanya bisa menangisi ketidakmampuanku bahagiakan bunda
Puisi Cinta Untuk Ayah
Pa, Papa tahu ga, ada cowok yang dengan tulus mencintaiku. Ada cowok yang dengan berani menjagaku. Ada cowo yang sangat takut menyakitiku. Papa ga tau kan. Itu Papa loh…
Andai aku mampu ku tuliskan dalam sebuah kisah
Bisa jadi itu adalah kisah paling hebat untuk diceritakan
Akan kutulis dogeng indah tentang ayahku
Ayahku bukankah Pahlawan yang mayshur di seluruh penjuru dunia
Tapi dialah segalanya bagiku, Untukku seorang gadis kecil
Dia ajarkanku banyak pengetahuan
Jika aku salah, Dia menuntunku mencari yang benar
Dia menuntunku untuk menjadi gadis yang kuat
Dia mengajariku bagaimana menghadapi ketakutan
Dia ajarkanku yang sudah biarlah berlalu
Lihatlah keatas, katanya
Setinggi itulah kau harus bangga dengan dirimu
Karenanya, aku menjadi gadis kecil yang berarti – Vicky Frye
Your love was forever strong,
Your cuddles forever tight.
Every day since I was born,
Your love was always in sight.
I will always be your Baby Girl,
And you will always be my Dad.
I know I will always be the luckiest
To have the best Dad any girl could have had – Ranja Kujala
Sajak Cinta Untuk kekasih
stars… are falling down
Without even thinking on how far they would fall
sun will always shine
without even thinking on how much time
has already passed and wasted
staring at you with a pair of tired eyes
while holding the pain
that never last within
don’t talk about the past
it’s just a beautiful yesterday
it supposed to be left alone
all those things you have given me
they are just like a bitrhday cake
in which when the candles are off
there is nothing special left from it anymore
i dont feel regret about our last time
it just a beginning to the next step
to the next level, and to the next life
hopefully you are okay
i am okay
and we might as well just pretend that everything is okay
may be being lost is better way to move
As life should be run through forward the next door
i have to look, for my front step
so i don’t have to look back twice
because the past already burst
into the fire – Stereowall, Never Ending Drama
Seni memang luar biasa.. apalagi mengungkap kecintaan kita kepada ayah ibu dengan melalui sajak. Makasih kak artikelnya
Wah menarik sekali sajaknya min, saya bookmark dulu mungkin nanti ada tugas untuk buat sajak, saya bisa mencontoh sajak cinta untuk ayah ibu ini