Sekelompok orang yang menggunakan bahasa disebut dengan masyarakat bahasa. Masyarakat bahasa tersebut terdiri dari berbagai orang dengan berbagai status sosial dan berbagai latar belakang budaya. Berbeda latar belakang pendidikan, berbeda profesi, pekerjaan dan jabatan, dan berbeda pula tempat tinggal mereka.
Dari perbedaan tersebut, muncullah yang namanya variasi bahasa. Variasi bahasa sangat beragam, diantaranya, ragam dialek, ragam sosiolek dan ragam idiolek. Dan disini saya akan membahas tentang ragam dialek.
Apa sih dialek itu? Mungkin beberapa dari kalian kerap mendengar istilah seperti ini, tapi kurang tahu apa arti dari istilah dialek. Dialek adalah ragam bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat pada tempat atau daerah tertentu.
Contoh saja bahasa jawa, kamu pasti tahu beberapa kota atau daerah di jawa tengah, yogyakarta, dan jawa timur mempunyai ciri khas sendiri dalam berbahasa jawa. Nah, ciri khas bahasa berdasarkan daerah itulah yang disebut dengan ragam dialek.
Karena kebetulan saya orang kudus, saya akan membahas tentang dialek khas orang kudus yang begitu melekat di hati masyarakat kota kudus dan sekitarnya, ea…. kota kudus merupakan kota kecil namun besar (what???) meski begitu, kota ini memiliki ragam bahasanya sendiri. Kita mulai dari :
Kata “nem” dan “em” (Kata Kepemilikan Orang Kedua)
Kata nemdan em (dalam bahasa indonesia “mu”) merupakan kata ganti untuk kepemilikan orang kedua. Kata tersebut identik dengan orang kudus, seolah menjadi identitas orang kudus. Jika kamu kesasar sampai kesebuah daerah, dimana penduduknya “am em am em, nam nem nam nem” fiks, kamu berada di kota kudus, selamat datang :-D.
Dalam bahasa jawa pada umummnya, kata kepemilikan orang kedua adalah “mu”. Namun di kudus kata tersebut diganti dengan nem dan em.
Kata nemdigunakan pada kata yang mempunyai akhiran huruf vokal. Sedangkan kata emdigunakan pada kata yang berakhiran huruf konsonan.
Dialek Kudus |
Bahasa Jawa |
Indonesia |
Matanem |
Matamu |
Matamu |
Bukunem |
Bukumu |
Bukumu |
Pacarem |
Pacarmu |
Pacarmu |
Embahem |
Embahmu |
Kakekmu |
Klambinem |
Klambimu |
Bajumu |
Maksutem |
Maksutmu |
Maksudmu |
Pembuangan Suku Kata Pertama / Terakhir Pada Kata Tertentu
Ra sah ngono, ra nde det aku -ga usah begitu, aku ga punya uang-
Yang satu ini juga sangat khas sekali, se-khas soto kudusnya hehe. Dan saya yakin hanya terjadi di daerah kudus saja. Yaitu pembuangan suku kata pertama pada kata tertentu. Entah apa yang membuat orang kudus mempunyai ciri khas bahasa seperti ini.
Dialek Kudus |
Bahasa Jawa |
Indonesia |
Ra |
Ora |
Tidak |
Sah |
Usah |
Usah |
Nde |
Ndue |
Punya |
Det |
Duet |
Uang |
Kata yang Diakhiri ih diganti dengan eh
Dialek Kudus |
Bahasa Jawa |
Indonesia |
Puteh |
Putih |
Putih |
Ngeleh |
Ngelih |
Lapar |
Ngaleh |
Ngalih |
Pindah |
Muleh |
Mulih |
Pulang |
Kata umpatan Khas Orang Kudus
Meskipun agak kotor, tapi tetap harus dibahas, karena disini kita belajar bahasa, kita kesampingkan dulu tata kramanya. Saya rasa disetiap bahasa ada kata umpatannya sendiri, di jawa timur terkenal dengan Jancuk.
Di kudus, semua pasti sudah tak asing dengan, kakuati bahas opo iki, wkwkwk. Kata ini sangat spesial ya, karena hanya ditemukan di kudus, dan menurut data dari UNESCO kata kakuati hampir punah wkwkwk. Selain kakuati juga ada kata umpatan lainnya yaitu; kangkrengane dan diantho.i (diantho.i sebelas dua belas dengan jancuk).
Sedangkan untuk umpatan yang menggunakan organ tubuh juga sangat khas karena ada nem dan em nya itu lho. Contoh : matanem, ndasem (pala kau). Kata umpatan yang menunjukkan kegoblokan, kurang pandai, kurang tangkap; hola-holo, ngah-ngoh, di daerah semarang serupa dengan pekok, atau begok di daerah akarta.
Kata Cahdan Neni
Ayune neni cah, wong ndi iku -Cantik sekali sih, orang mana itu-
Kata cahbisa saja tidak mempunyai arti, hanya sebatas penekanan kalimat. Serupa dengan kata leh dan go dai daerah pati, nda di daerah jepara. Kata cah juga bisa digunakan sebagai sapaan akrab untuk lawan bicara yang kurang dikenal, seperti kata bro dalam bahasa indonesia. Kata cahjuga bisa terjadi karena pembuangan suku kata pertama pada kata bocah.
Kata nenijuga sangat spesial lho,,, karena hanya bisa ditemukan di kudus kota kretek. Kata neni memiliki arti “sekali, banget” kata yang memberikan makna lebih, teramat, pada kata yang disifati.
Kosakata Khas Dialek Kudus
Dialek Kudus |
Bahasa Jawa |
Indonesia |
Ndipek |
Ndisik |
Dulu |
Ra nda-ndeh |
Ora opo-opo |
Tidak apa-apa |
Ndenger |
Ngerti |
Tahu, Ngerti |
*Kata ndeger umumnya diartikan dengar, mendengar. Namun di kudus ndeger juga bisa digunakan dengan makna ngerti, mengerti, tahu.
Ape |
Ameh/Arep |
Mau/Akan |
Sayak |
Rok |
Rok/Gaun |
Larahan |
Regetan/sampah |
Sampah |
Dhungokno |
Rungokno |
Dengarkan |
Rikat |
Cepet |
Cepat |
Mberuh/Mberah |
Akeh |
Banyak |
cukup menarik bukan dialek khas orang kudus, mungkin alangkah baiknya jika ada yang melakukan riset lebih mendalam tentang dialek kota kudus, untuk mengantisipasi punahnya bahasa daerah beserta dialek khasnya.
Benar sekali, tapi sayang muda-mudi sekarang lebih dominan menggunakan kata pisuhan dengan anjirr, fuck, atau shit ?
Iya, padahal kita punya kata pisuhan yang lebih efektif dengan damage yang lebih tinggi wkwkwk.