Barbar, Karakter Sosial Baru Penduduk +62 Indonesia

albabbarrosa – Sudah beratus tahun negara kepulauan nusantara mendapatkan julukan gemah ripah loh jinawi atau dalam bahasa indonesia “tentram, makmur dengan tanah yang subur.” Tapi disini saya akan membahas tentang ‘tentram’nya saja.

Dengan ragam suku dan budaya yang ada, kenapa bangsa ini bisa tentram? Bagaimana bisa jutaan ribu orang dengan karakter yang berbeda, adat yang berbeda, agama yang berbeda, tradisi sosial yang berbeda bisa tentram. Bahkan menurut sejarah yang ada suku dan kerajaan yang ada di nusantara mulai dari sabang sampai merauke pernah disatukan oleh seorang patih bernama Gajah Mada.

Disini saya bukan melebih-lebihkan, tapi memang kenyatan pada saat itu seperti itu. Tentram bisa diartikan sebagai kondisi yang damai dan aman untuk kehidupan sosial, Meskipun perang antar suku atau kerajaan saat tu masih kerap terjadi.

Ketentraman itu diikat oleh sebuah idiologi “Bhineka Tunggal Ika” berbeda beda tepai tetap satu jua. Dengan perbedaan yang ada mereka mempunyai satu tujuan yang sama yaitu untuk mencapai kehidupan yang tentram dan makmur agar bisa memanfaatkan tanhnya yang subur.

Karakter Lama VS Karakter Baru

Gotong Royong

Ketentraman yang ada diatas tentu tidak lepas dari karakter sosial masyarakatnya, yaitu; gotong royong, bahu membahu. Sebuah bentuk kegiatan sosial yang tak asing di telinga orang indonesia, karena sejak kecil istilah gotong royong sudah sering kita dengar dan diperdengarkan oleh orang tua kita dengan harapan kegiatan sosial tersebut tidak punah karena pengaruh zaman.

Kegiatan gotong royong bisa kita lihat pada sektor pertanian, kegiatan sekitar kehidupan sehari-hari, kegiatan pesta, bahkan sampai bencana dan kematian. Dengan gotong royong tali silaturahim terjalin dengan baik, dengan begitu kesenjangan sosial dapat berkurang.

Baca Juga :  Penaklukan Andalusia 711m Oleh Thariq bin Ziyad

Salah satu bentuk gotong royong adalah pindah rumah atau saung. Kegiatan ini bisa kita lihat di daerah sulawesi Tengah, Pasundan, dan beberapa daerah lainnya di indonesia. Kegiatan gotong royong lainnya adalah kerja bakti membersihkan desa atau kampung, tidak peduli jabatannya apa, pekerjaannya apa, mereka semua saling bekerja sama untuk merawat desa mereka.

Ramah dan Sopan

Karakter ramah dan sopan tentunya sudah tercermin dalam kegiatan gotong royong, namun saya bahas tersendiri karena memiliki nilai yang bagus untuk diangkat.

Sebagai makhluk sosial, manusia harusnya memperhatiakn yang namanya interaksi sosial. Interaksi sosial bisa berupa good interaction maupun bad interaction. Tentunya good interaction lah yang harus di terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Agar kita tidak sungkan untuk meminta bantuan, dan orang lain pun tidak segan untuk membantu.

Seramah apa sih orang indonesia? Semudah ketika kamu disapa oleh orang yang ga kamu kenal. Yups, mungkin sapa menyapa adalah bentuk keramahan yang sudah menjamur di masyarakat. Bayangkan, ketika kamu sedang berjalan lewat depan warung kopi dan melihat beberapa orang yang sedang ngobrol sambil ngopi, entah mengapa kamu tiba-tiba bilang “misi bang” ataupun sekedar melempar senyum. Karena apa coba? Karena takut? Bukan, karena kebiasaan tersebut sudah melekat dengan kamu.

Barbar Karakter Sosial Baru?

Barbar dalam KBBI diartikan dengan tidak beradab, bangsa yang belum beradab. Dalam referensi lain, barbar merujuk kepada sebuah suku yang dianggap primitif. Sedangkan dalam istilah yunani, kata barbar sebenarnya adalah sebutan bagi mereka yang tidak bisa berbahasa yunani dan tidak mengamalkan adat istiadat yunani kuno.

Saya sendiri mengenal istilah barbar dari game, ketika kamu main game, atau masuk di group game, atau nonton streaming game online banyak sekali komentar yang bertebaran dengan kata “barbar sekali mainnya” “mainnya noob, takut barbar” “barbar lah jangan takut kalah”. Istilah barbar pada dunia game online merujuk kepada permainan yang agresif, sedikit sedikit bertempur, war sana sini, tanpa takut kalah, dan tiada kata surender.

Baca Juga :  12 Kutipan Dari Tokoh Terkenal yang Bikin Kamu Termotivasi

Hingga saya yakin bahwa istilah barbar disebarkan oleh para gamers, ataupun orang awam (bukan gamers) yang tidak sengaja masuk ke group group game online. Parahnya lagi, istilah yang dulunya akrab di telinga pecinta game online sekarang sudah menjamur di seluruh netizen +62, berkat sosial media yang mudah diakses.

Kamu tahu ga apa yang lebih parah dari itu? Yang lebih parahnya lagi adalah istilah barbar seolah olah sudah menjadi karakter sosial baru bagi netizen +62. Ketika ada orang yang saling debat kusir disebuah komentar, hingga keluarlah kata kata kasar nan kotor, tiba tiba ada dari sisi lain yang komen “barbar sekali omongannya”.

Hal seperti itu terjadi berulang ulang kali sampai tak terhingga, dan mulai akrab menjadi istilah yang sering keluar di media sosial. Sampai ketika ada orang yang mengunggah video tawuran atau perkelahian dua orang labil, atau perdebatan yang sangat panas di media sosial, pasti ada yang komen “wajarlah people +62 kan barbar”

Komen komen seperti itu kerap kali keluar di media sosial, sampai akhirnya entah siapa yang meresmikan dan kapan diresmikannya penduduk indonesia, people +62, netizen +62 menyandang gelar People Barbar.

Saya bingung, istilah barbar ini merujuk kepada istilah yang mana. Apakah merujuk kepada suku primitif yang biadab, atau merujuk ke istilah yang ada pada dunia game online, atau mungkin istilah ini memiliki makna sendiri.

Sadar tidak sadar, mau tidak mau, istilah barbar sudah terlanjur disandangkan kepada penduduk indonesia oleh kaum media sosial. Hmmm, saya jadi bingung mau menyikapinya seperti apa.

Sumber Gambar : oleh Gioele Fazzeri dari Pixabay